Definisi dan Komponen utama Sistem Informasi Geografis


Sistem Informasi Geografis (SIG) atau lebih terkenal dengan istilah Geographical Information System (SIG) didefinisikan sebagai suatu alat/ media untuk memasukkan, menyimpan, mengambil, memanipulasi, manganalisa dan menampilkan data – data beratribut Geografis (data geospatial) yang berguna untuk mendukung proses pengambilan keputusan dalam perancangan dan manajemen sumber daya alam, lingkungan, transportasi, masalah perkotaan dan administratif (Burrough, 1986).
            SIG juga didefinisikan sebagai suatu sistem database dimana hampir semua data terstruktur secara geospatial dan adanya suatu prosesdur yang bekerja untuk memberikan informasi tentang suatu objek geospatial di dalam database tersebut ( smith et al., 1987).
            Arnof (1989) mendefiniskan SIG sebagai : “ sebuah sistem komputer yang menyediakan empat kemampuan utama untuk menangani data yang telah tergeoreferensi, meliputi : proses pemasukan data, manajemen data ( menyimpan dan pemanggilan kembali), manipulasi dan analisis data, dan proses penampilan data”.
            SIG merupakan sebuah sistem informasi yang didesain untuk bekerja dengan sumber data spasial. SIG merupakan suatu media yang sangat handal untuk mempresentasikan data Remote Sensing (RS) menjadi informasi yang berguna bagi banyak pihak untuk berbagai keperluan.
            Data spasial adalah data-data yang memiliki sistem koordinat geografis. Dengan kata lain SIG merupakan suatu sistem database yang memiliki kemampuan spesifik untuk melakukan operasi tertentu pada data. Teknologi SIG biasanya telah teritegrasi dengan teknologi database seperti query dan analisa statistik dengan tampilan yang unik, serta analisisgeografis yang menguntungkan dengan peta. Kemampuan ini membuat SIG berbeda dengan sistem informasi lainnya, sehingga SIG menjadi barang berharga bagi masyarkat umum dan perusahaan untuk menjelaskan peristiwa, memprediksi pendapatan dan perencanaan strategis (ESRI, 1996).
            “Setiap obyek yang terdapat di permukaan bumi dapat digeoreferensikan” pernyataan ini merupakan kunci dasar untuk menghubungkan database ke dalam SIG. database berfungsi untuk mengoleksi informasi tentang berbagai obyek dan hubungan antar suatu obyek dengan lainnya. Sedangkan geo-referensi menunjukkan lokasi dari sebuah layer atau cakupan obyek di permukaan bumi yang didefinisikan leh sistem koordinat.
            Penggunaan SIG telah dimulai sejak tahun 1950-an, tetapi perangkat lunak SIG baru muncul sekitar tahun 1970-an dari laboratorium ESRI. Kanada sebagai pionir pengambangan SIG telah menghasilkan inovasi di awal tahun 1960-an. Perkembangan SIG telah membawa perubahan dan perombakan arah bagi: perencana, insinyur dan manajer dalam manajemen basis data dan analisis data (http://www.gisdevelopment.net).
Perkembangan SIG meliputi pemahaman tentang : pola, ruang, dan proses (metodologi) yang dibutuhkan untuk menyelesaikan masalah. Selain obyektif, SIG juga dapat dijadikan sebagai alat tindakan yang sangat cepat dan efisien. SIG akan sangat berguna bila pemakai memahami konsep spasial secara utuh.
            Sebelum SIG diimplementasikan perlu dipertimbangkan tujuan dan sasaran, baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang. Keefektifan dan efisiensi ( keuntungan dari segi biaya) dengan aplikasi SIG sebagian besar bergantung pada kualitas pemotretan atau pengambilan data lapangan, dan desain pengorganisasian untuk pemeliharaan data secara kontinyu.
Komponen SIG
Pada prinsipnya SIG mempunyai 3 komponen utama yakni: sistem komputer, data dan pengguna (user), jadi SIG merupakan suatu kesatuan sistem termasuk : perangkat keras (hardware), data, perangkat lunak (Software) dan pengguna yang mengaplikasikan SIG untuk menyelesaikan suatu permasalahan dalam bidang tertentu.





 Komponen utama SIG (Murray,1999)


EmoticonEmoticon